AWAS CELA UNTUK RUMAHMU
Habakuk 2:5-11
Pak Sau merasa sangat pusing dan jengkel. Ia merasa jengkel karena
kerja kerasnya diprotes
oleh istri dan anak-
anaknya. Kinerja karyawannya juga tidak sesuai dengan harapannya. Di sisi lain, istri dan anak-anaknya merasa Pak
Sau tidak mengasihi mereka. Mereka
beranggapan bahwa ia hanya
mementingkan pekerjaannya. Karyawannya pun merasa bahwa Pak Sau terlalu banyak
menuntut. Padahal, Pak Sau
merasa bahwa sikapnya dalam bekerja adalah demi keluarga dan juga untuk
karyawannya. Ia merasa kerja kerasnya tidak dihargai oleh istri dan
anak-anaknya, serta tidak didukung oleh karyawannya.
Kita memang harus bekerja
keras untuk menghasilkan yang terbaik bagi keluarga, juga bagi orang lain yang
bekerja dengan kita atau yang ada di sekitar kita.
Namun, kita harus waspada terhadap cela dalam meraih hal tersebut. Dalam
bahasa Ibrani, “cela” diterjemahkan dari kata bosheth yang berarti “malu”. Perbuatan cela adalah tindakan yang
menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan, seperti merampas hak pihak lain
atau memeras demi kepentingan sendiri. Perbuatan ini termasuk merancang cela
bagi keluarga kita sendiri.
Berhati-hatilah agar tidak
melakukan cela terhadap keluarga, orang lain,
atau diri sendiri
dalam meraih tujuan. Keluarga kita berhak mendapatkan
waktu berkualitas bersama kita. Sebaik apa pun tujuan kita, hal itu tidak boleh
dicapai dengan menghalalkan segala cara. (Wasiat)
DOA:
Tuhan, biarlah kami meraih
apa yang kami perlukan tanpa menipu orang lain, merusak
tubuh kami sendiri,
dan tidak merampas hak
keluarga kami. Amin.
